Para Pemimpin Yang "Buta" dan "Tuli"

Dalam minggu-minggu ini kembali kita menyaksikan berita di TV bahwa para korban Lumpur Lapindo - Sidoarjo menyerbu Ibukota Jakarta, mereka terus mendesak pihak-pihak yang terkait segera menepati janji-janinya. Kasus seperti ini adalah sebagai bukti bahwa di negeri Indonesia yang tercinta ini masih banyak pemimpin-pemimpin yang "buta" dan "tuli", mereka cenderung diam dan pura-pura tidak tahu dengan kondisi rakyat kecil jika tidak diteriaki, bahkan sampai pengerahan masa.

Kejadian diatas adalah satu contoh yang terjadi di sebuah kota di Jawa Timur, daerah yang tidak terlalu jauh dari Ibu Kota Negara Indonesia tercinta ini. Untuk memperlihatkan betapa pedihnya penderitaannya, rakyat harus teriak dan demo besar-besaran, padahal contoh kasus diatas adalah suatu peristiwa nasional. Bagaimana dengan kita yang jauh dari Ibukota? Mereka-mereka yang ada di daerah terpencil dan pelosok?

Adakah selama ini para pemimpin kita yang mempunyai mata dan telinga "normal"? Pemimpin yang mau melihat dan mendengar langsung bagaimana kondisi masyarakatnya, tidak dipersiapkan sedimikian rupa jika ada kunjungan-kunjungan ke daerah, baik oleh Presiden, Menteri, Bupati/Walikota, bahkan Camat, sehingga seolah-olah rakyat baik-baik saja.

Bahkan ada beberapa pemimpin yang "terlalu pintar", dapat menyimpulkan suatu kejadian tanpa adanya penyeledikan terlebih dahulu, memberi peryataan dimedia bahwa bawahannya tidak terlibat kasus ini dan itu, padahal belum dilakukan penyeledikan sama sekali.

Kita adalah manusia, tempatnya salah dan khilaf, maka dari itu janganlah segan untuk secara "jantan" mengakui bahwa saya salah, jika memang itu yang terjadi. Apalagi jika kita adalah sebagai pemimpin masyarakat atau pemimpin rakyat. Katakanlah pada rakyat apa adanya, jangan membohongi rakyat hanya demi kepentingan pribadi saja, demi karir atau yang lainnya.

Foto diambil dari : http://www2.kompas.com